Senin, 09 September 2013

Sabarnya habis di jalan

Jadi kalau ada orang jaman sekarang yang dipuji karena “sabar” itu patut diacungin jempol. Gimana nggak, cobaan hidup saat ini berat-berat gini. Ya kalau kisah manusianya  kayak di ending cerita sinetron-sinetron yang selalu bahagia itu mungkin aja bisa. Tapi ya sekali lagi sinetron itu kan fiktif.
Ujian dan cobaan hidup sekalian berkah plus rejeki orang itu dimulai saat bangun tidur. Entah itu bangun-bangun tiba-tiba bahagia dapat pesan singkat (merasa itu hp bisa bunyi juga)  dan malah kesal baca isinya yang kasih tau kalau kita dapat mobil atau uang puluhan juta rupiah. Kesal itu sms penipuan.
Saya mencoba mengambil contoh kecil dari hal-hal yang menentukan apakah kita termasuk orang yang sabar, nggak sabar, nggak sabaran, dan nggak pake sabar. Lebih gampang yang bagian keabaran menipis drastis, soalnya saya termasuk orang yang sabarnya cuman beberapa persen aja, jadi seringnya mengalami yang ngomelin orang, marahin orang, nyinyirin orang (dalem hati). Tapi korbannya sudah pasti salah loh ya. Dimata saya aja. :))
Pernah saat pergi jalan menggunakan motor penuh dengan omelan. Ya, lagi-lagi cuma didalam hati sih. Seperti yang saya katakan sebelumnya kalau cobaan itu datangnya kadang diawal-awal pas bangun tidur. Kali ini barusan keluar gang rumah sudah hampir di tabrak anak abg labil yang otaknya entah tercecer dimana. Mengebut tanpa lampu malam-malam dijalanan perkampungan itu kalau nggak pikirannya kebanyakan eek ya tiap hari makanan otaknya eek aja tuh. Pengong. (oke, selesai maki-makinya). Eeeeek!
Saya berulang kali mencerna, menyelami dan mendalami apa yang dipikirkan orang-orang yang jelas-jelas salah, terus membahayakan nyawa orang lain, eh dimana terkadang sambil ngelakuinnya itu kok masih ada ya rasa bangga. Mungkin yang ada dipikran orang tersebut cuman kata-kata sanjungan, pujian, senang dikatain hebat. Padahal “jongkok” hahahha.. (ini kok dari tadi marah-marah nggak jelas)
Baiklah kita lanjut ke contoh yang lain.
Dipertengahan jalan saat naik motor sering kaget trus panik dan akhirnya ngomel-ngomel sendiri (ini juga dalam hati). Tiba-tiba selalu aja ada muncul mahluk sejenis onta, tapi bisa naik motor, bahkan bisa maki orang. Mahluk ini biasanya secara tiba-tiba keluar dari gang-gang dipinggiran jalan. Kalau kita apes ya kita yang ditabrak. Ya kalau sial, kalian akan menabrak mereka karena nggak tau tadi, plus kalian tetep disalahkan. Sekali lagi, onta ini bisa memaki. Kampret kan? Iya.
Kalau cobaan dan ujian kesabaran diatas kalian lulus, bukan berarti situasi akan terus aman.
Jangan lupa, selalu waspada . Fokuskan pandangan kedepan. Konsentrasi. Ingat, yang hati-hati aja bisa kena musibah, apalagi yang lalai. Jangan lupa baca doa.
Yang berikutnya  jangan pernah mengalihkan pandangan kalian hanya gara-gara mbak-mbak/ tante-tante/ cewek yang pake tanktop atau hotpants yang lewat dengan posisi kita saat itu sedang dibelakang ibu-ibu yang naik motor matic. “Jangan, jangan sia-siakan rejeki dari Tuhan!”
Biasanya ya, ibu-ibu yang naik matic ini sering blunder dijalan. Ya sebagian ngatain kalau mereka adalah kasta tertinggi dalam pengendara dijalanan atau bisa disebut “Raja jalanan”. Entah bagaimana si ibu-ibu itu sering membelok, berputar, berguling-guling secara tiba-tiba tanpa memberi aba-aba seperti menyalakan lampus sen/ letting. Yah, kalian pasti pernah ketemu yang kayak begini. Atau mungkin pasti pernah mengalaminya . Saya yakin, orang yang dibelakang kalian saat itu sangat puas menghujat.
Ada lagi yang suka sambil sms-an atau bbm-an sambil naik motor. Kalau sambil ngebut masuk paret tanpa mencelakai orang lain ya nggak masalah sih sebenarnya. *mencoba bijak* *dikeroyok*
Jadi sebenarnya kalau pas marah misalnya lagi marahan sama pacar, trus mencoba bersabar. Lalu berusaha agar marahnya nggak terusan malah pergi jalan pakai kendaraan itu salah ya. Sekali lagi jalanan itu tempatnya ujian kesabaran diatas level rata-rata. Ya kalau pas marah baiknya tidur aja. Kalau nggak bisa ya disabar-sabarin. *elus-elusin dada*

0 komentar:

Posting Komentar