Senin, 21 Juli 2014

Mata

Banyak judul-judul lagu yang bertemakan tentang mata. Keindahan sepasang mata yang dimiliki oleh manusia adalah anugrah yang terbesar atas pemberian dari yang Maha kuasa. Mata adalah salah satu dari panca indera yang kita miliki. Bayangin kalau salah satunya tidak dapat berfungsi dengan baik atau tidak dapat kita gunakan, mungkin nggak terbayang betapa beratnya kita menjalani hidup. Ah, kalau ingat demikian saya mengucap syukur dalam hati karena kelima panca indera saya masih berfungsi dengan baik. Alhamdulillah.
Saya pernah mengalami sesuatu pada salah satu indera saya. Iya, mata itu tadi. Sebelumnya tidak ada tanda-tanda aneh ataupun hal-hal yang menyebabkan mata saya ini yang pada wktu itu tidak dapat melihat dengan baik. Pagi itu ketika saya bangun tidur, tiba-tiba mata sebelah kanan saya melihat dengan pandangan kabur. Seperti ada sesuatu yang menghalangi pandangan saya. Saat itu saya pikir mata saya hanya kelilipan sesuatu seperti rambut atau binatang yang kecil-kecil (memang ada ya binatang kecil?) kalau saya sebut serangga bayangan yang ada di benak teman-teman seperti semut merah yang yang biasa di pohon-pohon atau seperti semut hitam kecil ada sayap. Tapi ya, pokoknya itulah ya yang saya maksud. Jadi, saya pikir ke-rabunan saya itu dikarenakan itu tadi dan hanya sementara saja. Saya rasa mungkin setelah mandi bakal hilang. Mandi pagi berlalu. Mandi sore berlalu juga. Tapi pandangan yang kabur pada mata kanan saya tidak berkurang. Masih tetap seperti tadi paginya. Sehari berlalu. Rabun tetap melanda. Saya masih tidak dapat melihat dengan jelas. Misalkan telapak tangan saya, saya dekatkan agar pandangan saya bisa jelas, tapi keadaan menjadi sebaliknya. Pada titik pandangan tepat saya melihat akan kabur, sementara sisi-sisinya masih bisa terlihat. Bingung ya? Saya juga. Dan ibu dokter spesialis matanya juga bingung waktu saya pergi berobat ke praktek dia. Saya dikasih beberapa macam obat minum dan tetes pada mata waktu itu. Lalu ibu dokternya berkata “nanti kalau keadaannya masih seperti ini setelah tiga hari nanti, masnya kembali kesini lagi ya”. Tiga hari berlalu, keadaan masih sama saja seperti kemaren-kemaren. Nggak bertambah sembuh dan nggak bertambah parah, nggak ada perkembangan. Saya balik lagi ke praktek dokter spesialis mata yang hanya satu-satunya berada di kota saya ini. Ketika kembali, dokternya terlihat sedikit bingung. Katanya belum ada pasien yang pernah mengalami seperti saya ini. Setelah itu beliau mengeluarkan banyak alat-alat untuk mengetes penglihatan saya. Sampai-sampai saya punya beberapa teori atas penyebab mengapa mata saya ini tiba-tiba kabur. Dan entah saya harus merasa senang atau tidak, teori ini di iyakan juga oleh ibu dokter spesialis mata yang hanya satu-satunya berada di kota saya. Nggak di “iya” kan juga sih, cuman beliau hanya berkata “mungkin” dan kalau terlihat panik hanya mengangguk saja.
Teori pertama menurut saya adalah kalau mata kanan saya tiba-tiba rabun ini dikarenakan keseringan begadang. Iya, mata menjadi lelah karena kurang memejam. Seperti tubuh juga, ketika dipaksa terus bekerja akan kehabisan tenaga. Maka, setelah saya mengalami ini, segera saya banyakin tidur dan meningkatkan jam tidur saya. Tapi, hal itu tetep nggak merubah keadaan. Mata sebelah kanan saya masih rabun.
Teori kedua adalah kalau saya terlalu sering menghadap komputer. Karena efek dari cahaya monitor katanya dapat memperngaruhi penglihatan pada mata manusia. Hal ini saya terima karena saya juga sering menggunakan komputer. Lalu selama saya mengalami ini, saya hampir tidak pernah menggunakan komputer. Iya, itu saya tujukan demi kebaikan mata saya.
Teori ketiga adalah ketika saya menggunakan komputer pada malam hari, saya tidak menyalakan lampu kamar dan ini katanya dapat merusak mata. Hal ini juga saya tidak ulangi bahkan sesuai jawaban di teori yang kedua tadi, saya “libur” menggunakan komputer.
Teori keempat menurut saya, ya pastinya juga menurut dokter dan kebanyakan orang-orang sih . Bahwa makan buah-buahan seperti wortel atau sayur yang mengandung vitamin A akan dapat menjaga alat indra penglihatan kita seperti mata. “saya mengangguk paham dan saya sadar juga kalau selama ini kurang asupan sayuran dan juga buah-buahan yang mengandung vitamin A tersebut.
Teori kelima sebenarnya saya kurang yakin. Tapi tetap aja akan saya ceritakan disini. Iya, penyebab rabunnya mata saya sebelah kanan adalah asap rokok yang saya isap dan hembuskan. Walaupun sekarang sudah nggak merokok lagi, saya masih ingat rasanya saat mata kelilipan asap  rokok. : ))
Sampai beberapa bulan kemudian mata kanan saya mulai berangsur-angsur pulih. Saya perlahan-lahan dapat melihat dengan jelas setelah rabunnya berkurang. Dan sampai sekarang saya masih bertanya-tanya, ada apa dengan mata saya waktu itu? Saya nggak tahu. Ibu dokter spesialis mata juga nggak tahu. Orang tua, teman saya dan orang yang saya kenal juga nggak tahu. Hanya Tuhan yang tahu. : )

Minggu, 13 Juli 2014

Hewan Berkaki Empat

Terbayang nggak kalau hewan berkaki empat berlalu lalang dihadapan kalian. Atau mungkin sedang berkeliaran di halaman rumah kalian dengan bebasnya. Tunggu dulu, hewan berkaki empat yang saya maksud bukan seperti kucing, anjing atau cicak dan lain-lainnya ya. Tapi ini lebih dari sekedar hewan. (maksudnya lebih itu yang kayak gimana? Yang lebih spesifik dong kasih contohnya.)
Jadi gini. Misalkan diri saya adalah seorang petani , eh bukan. Misalkan diri saya adalah seorang peternak sapi dan selain memiliki puluhan ekor sapi juga mempunyai tanah yang cukup luas. Ya sekitar tiga kali luas lapangan bola. Keduanya itu adalah harta saya yang berharga yang saya dapatkan tidak dengan susah payah. (Loh? Memang dapat dari mana? Hasil tiga permintaan dari jin?) Tidak. Harta saya ini adalah warisan dari kedua orang tua saya. Sebenarnya saat ini kekayaan saya sudah menyusut. Nggak sebanyak pada saat saya mendapatkan jumlah kekayaan pada waktu pertama kalinya.
(Terus? Ini apa hubungannya dengan hewan berkaki empat yang dibicarakan diawal tulisan tadi?)
Kekayaan yang saya ceritakan dari tadi sebenarnya hanya sekedar pamer-pamer doang. Iya, pamer. Baiklah, kita kembali ke cerita kita. Jadi, hewan berkaki empat itu ada banyak sekali jenisnya loh. Coba kalian sebutkan namanya satu-satu. Google. Google? Oke, saya mencoba pertanyaan lain. Coba sebutkan salah satu hewan pemakan tumbuh-tumbuhan, yang berkaki empat aja tentunya. Jerapah? Iya sih, tapi terlalu langka kalau ukuran hewan yang mondar-mandir disekitaran rumah. Apa? sapi? Ya baiklah. Mungkin cuman ini aja jawaban yang tepat. Jadi sapi ini ya, kerjaannya makan melulu. Kenapa nggak sewa sapi aja daripada tukang potong rumput buat memangkas rumput liar di halaman rumah. Ya hitung-hitung memberi rejeki sama sisapi serta pemiliknya, juga menyuburkan tanaman dan tumbuhan setelahnya. (udah dipotong, kok malah mau disuburin lagi?) supaya cepat dimakan lagi sama sapinya, kata lainnya untuk mempercepat siklus rantai makanan lah ya.
Sapi ini nggak mudah loh ngurusinnya. Tapi nggak begitu susah-susah juga sih kayaknya. (ini menurut survey pengamatan saya ketika “melihat-lihat“ orang yang berternak sapi). Jadi menurut saya, mengurus hewan ini ada susah dan mudah. Mudahnya mengurus sapi ini ya kalau makan mereka nggak pilih-pilih. Terus nggak perlu di shampoin kalau lagi mandi, makannya nggak cerewet cukup di taro di daerah yang banyak rumputnya mereka bakal ngunyah dengan bahagia.  
Menu makanan sapi yang paling mereka suka adalah rumput. Rumput liar yang berwarna hijau.